Aktivitas hidup manusia beraneka ragam dan
salah satu bentuk dari segala aktivitas yang ada adalah bekerja. Bekerja
memiliki arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang
dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan (Moh. As'ad.1987: 45). Hal ini
didorong oleh keinginan manusia untuk memenuhi adanya kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Namun manusia sepertinya tidak pernah puas dengan apa yang
didapat, seperti gaji yang tinggi dan sebagainya. Karena itu salah satu tugas
manajer personalia adalah harus dapat menyesuaikan antara keinginan para
karyawan dengan tujuan dari perusahaan. Walau kepuasan kerja pada dasarnya
merupakan suatu cara pandang seseorang. baik yang bersifat positif maupun
bersifat negatif tentang pekerjaannya (Sondang P. Siagian, 1996:295).
Dalam kutipan Moh. As'ad yang terdapat pada
buku Psikologi Industri"(2000:104),
Joseph Tiffin mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap karyawan terhadap
pekerjaan, situasi kerja, kerjasama diantara pimpinan dan sesama karyawan. Dan
pendapat M.L Blum yang dikutip oleh Moh. As'ad dalam buku "Psikologi lndustri"(2000:102)
mendefinisikan kepuasan kerja adalah suatu sikap yang umum sebagai hasil dari
berbagai sifat khusus individu terhadap faktor kerja, karakteristik individu
dan hubungan sosial individu di luar pekerjaan itu sendiri.
Serta ada juga pendapat dari Susilo Martoyo dalam bukunya
"Manajemen Sumber Daya Manusia" (1990: 123-124), kepuasan kerja,
merupakan :
Keadaan emosional karyawan dimana terjadi atau tidak terjadi
titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari perusahaan atau
organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan untuk
karyawan yang bersangkutan.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap positif yang
menyangkut penyesuaian karyawan terhadap faktor-faktor yang, mempengaruhinya.
menyangkut penyesuaian karyawan terhadap faktor-faktor yang, mempengaruhinya.
1. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, meliputi
:
a. Faktor Kepuasan
Finansial, yaitu terpenuhinya keinginan karyawan terhadap kebutuhan finansial
yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga kepuasan
kerja bagi karyawan dapat terpenuhi. Hal ini meliputi; system dan besarnya
gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan serta
promosi (Moh. As’ad,1987: 118).
b. Faktor Kepuasan Fisik,
yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi
fisik karyawan. Hal ini meliputi; jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan
istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan/suhu, penerangan, pertukaran
udara, kondisi kesehatan karyawan dan umur (Moh. As'ad,1987:117).
c. Faktor Kepuasan
Sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan
interaksi sosial baik antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. Hal ini meliputi; rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar (Drs.Heidjrachman dan Drs. Suad Husnan.1986: 194-195).
interaksi sosial baik antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. Hal ini meliputi; rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar (Drs.Heidjrachman dan Drs. Suad Husnan.1986: 194-195).
d. Faktor Kepuasan Psikologi, yaitu
faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan. Hal ini meliputi; minat, ketentraman
dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan (Moh.As'ad,1987:
11.7).
Dari definisi faktor-faktor
diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi kepuasan kerja yang
memiliki peran yang penting bagi perusahaan dalam memilih dan
menempatkan karyawan dalam pekerjaannya dan sebagai partner
usahanya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau
sepantasnya dilakukan.
Fungsi-fungsi kepuasan kerja
Menurut George Strauss dan Leonard R. Sayles
"Personnel: The Human Problems of Management'"' (1980: 5-6), kepuasan
kerja penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan
kerja tidak akan pernah untuk mencapai kematangan psikologis dan akan menjadi
frustasi yang menyebabkan karyawan akan senang melamun, mempunyai semangat
kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan
mengakibatkan turunnya kinerja karyawan dan sebaliknya. Oleh karena itu
kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi karyawan maupun
perusahaan terutama karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja
(Hani Handoko, 1987: 145-146).
Pengukuran kepuasan kerja
Pengukuran kepuasan kerja sangat bervariasi. informasi yang
didapat dari kepuasan kerja ini bisa melalui tanya jawab secara perorangan,
dengan angket ataupun dengan pertemuan suatu kelompok kerja. Kalau menggunakan
tanya jawab sebagai alatnya, maka karyawan diminta untuk merumuskan tentang
perasaannya terhadap aspek-aspek pekerjaan. Cara lain adalah dengan mengamati
sikap dan tingkah laku orang tersebut (Moh. As'ad,1987: 111).
Didalam pengukuran kepuasan kerja, metode yang digunakan
adalah dengan membuat kuesioner yang berhubungan dengan masalah kepuasan kerja
yang meliputi faktor finansial, faktor fisik, faktor sosial dan faktor
psikologi, yang kemudian disebar pada responden untuk dijawab atau diisi sesuai
keadaan yang sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar