Pages

Kamis, 13 Maret 2014

Pelatihan, Pengertian, Prinsip, dan lainnya

Pelatihan merupakan sub bagian dari manajemen sumber daya manusia yang mempunyai pengertian berbeda-beda, seperti halnya pengertian dari manajemen itu sendiri. 

Semito (1996 : 66) mengemukakan bahwa Pelatihan atau training adalah
suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan yang bersangkutan.”
Sedangkan menurut Sikula yang dikutip oleh Mangkunegara (2003 : 50) mengatakan bahwa Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam tujuan yang terbatas.”

Pengertian pelatihan teknis operasional ternyata mempunyai maksud yang sama dan dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Pengetahuan / keterampilan karyawan merupakan faktor utama dalam usaha untuk mencapai kesuksesan bagi tujuan perusahaan. Pencapaian tujuan organisasi ini dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan secara terencana dan terus-menerus.
  2. Pendidikan adalah suatu proses perkembangan manusia itu sendiri dan mendorong untuk mengembangkan kemampuan dasar yang ada pada dirinya.
  3. Pelatihan adalah pembinaan kecakapan, kemahiran dan ketangkasan dalam melaksanakan tugas.

Tujuan Pelatihan
Tujuan suatu pelatihan berhubungan erat dengan jenis pelatihan. Tujuan pelatihan seorang manajer berbeda dengan tujuan pelatihan manajer bawahan, demikian pula tujuan pelatihan seorang manajer tidak sama dengan seorang staf. Akan tetapi pada hakekatnya tujuan dari berbagai pelatihan adalah sama. Berikut dikemukakan beberapa pendapat yaitu :
Wursanto (1985 : 133) mengemukakan bahwa Tujuan utama pelatihan adalah supaya masing-masing pengikut pelatihan dapat melakukan pekerjaannya kelak lebih efisien. Tujuan lain dari pelatihan atau training adalah untuk menstabilisasi pegawai terhadap kondisi pekerjaan yang dihadapi, sedangkan kondisi yang dimaksud adalah :
-          Untuk menutupi gap antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan.
-          Untuk mencapai dan meningkatkan efisiensi karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.”

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pelatihan yaitu :
1.   Bagi personil (pegawai)
- Dapat mengembangkan keahlian, pengetahuan, dan sikap yang dimiliki.
- Dengan kemampuan yang dimiliki, dapat digunakan untuk keperluan persyaratan kenaikan pangkat.
2.     Bagi Perusahaan
- Dapat meningkatkan hasil-hasil yang diharapkan perusahaan yang bersangkutan.
- Kemungkinan perusahaan untuk lebih cepat melakukan perluasan (ekspansi).
- Keuntungan yang dicapai akan lebih maksimal.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2003 : 52) Bahwa tujuan pelatihan dan pengembangan antara lain :
1.     Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi
2.     Meningkatkan produktivitas kerja
3.     Meningkatkan kualitas kerja
4.     Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia
5.     Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
6.     Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal
7.     Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
8.     Menghindarkan keusangan (obsolescence)
9.     Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai”

Prinsip-Prinsip Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan hendaknya diawali dengan mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya yang menjadi prinsip dari pelatihan itu sendiri Manullang (2004 : 86) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pelatihan, yaitu :
1. Individual Difference
Perencanaan dan pelaksanaan suatu pelatihan harus tetap mengingat adanya perbedaan perseorangan pengikut training baik dalam latar belakang pendidikan, pengalaman maupun keinginan. Sehingga pelatihan tersebut memberikan hasil yang memuaskan.
2. Relation to Job analysis
Job specification untuk suatu jabatan tertentu biasanya menjelaskan pendidikan yang harus dimiliki calon pekerja untuk dapat melaksanakan tugas itu dengan berhasil. Oleh karena itu bahan yang diajarkan dalam pendidikan harus berhubungan dengan apa yang dinyatakan dalam job specification.
3. Motivation
Orang akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas tertentu bila ada daya perangsangnya. Kenaikan upah atau kenaikan kedudukan adalah beberapa daya perangsang yang dapat digunakan untuk merangsang para pengikut pelatihan.
4.Active Participation.
Para pengikut pelatihan harus aktif ambil bagian dalam pembicaraan. Oleh karena itu pelatihan harus juga dapat memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran dengan pelatih. Dengan demikian pengikut pelatihan turut aktif selama pelatihan berlangsung.
5.Selection of Trains
Seleksi atau pemilihan calon pengikut pelatihan perlu dilakukan untuk menjaga agar perbedaan tidak terlalu besar. Pelatihan sebaiknya diberikan kepada  mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti pelatihan dengan berhasil. Adanya seleksi juga merupakan perangsang.
6.Selection of Trainer
Tidak semua orang dapat menjadi pengajar yang baik. Jabatan pengajar perlu suatu kualifikasi tersendiri, oleh karenanya orang menganggap pula bahwa salah satu asas penting dari pelatihan adalah tersedianya tenaga pelatih yang berminat dan mempunyai kesanggupan untuk mengajar.
7.Trainer Training
Para pelatih dalam suatu pelatihan harus sudah mendapat pendidikan secara khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Karena itu tidak semua orang yang menguasai dalam suatu bidang tertentu dapat mengajarkan kepandaiannya kepada orang lain.
8.Training method
Metode pelatihan harus cocok dengan pelatihan yang diberikan. Misalnya metode memberikan kuliah tidak tepat untuk para mandor. Karenanya dalam program pelatihan harus pula diperhatikan metode pendidikan yang bagaimana yang harus dianut dalam memberikan pelatihan.
9.Principles of Learning
Orang akan lebih mudah menangkap pelajaran apabila didukung oleh pedoman tentang cara-cara belajar dengan cara efektif bagi para karyawan. Prinsip-prinsip ini adalah bahwa program bersifat partisipatif, relevan serta memberikan umpan balik mengenai kemajuan para peserta pelatihan.”

Menurut Mc Gehee yang dikutip oleh Mangkunegara (2003 : 51) Merumuskan prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan pengembangan sebagai berikut:
1.     Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan.
2.     Tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.     penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran.
4.     Adanya penguat (reinforcement) guna membangkitkan respon yang positif dari peserta.
5.     Menggunakan konsep pembentukan (shaping) perilaku.”

Prinsip-prinsip umum pelaksanaan pelatihan yang efektif menurut Semito (1996 : 115) mengatakan bahwa pelatihan perlu memperhatikan prinsip-prinsip antara lain :
-          Sasaran pelatihan
-          Latihan
-          Bahan-bahan latihan
-          Metode-metode latihan
-          Peserta

Uraian di atas dapat menjelaskan beberapa prinsip pelatihan yang efektif, yaitu :
1.     Pelaksanaan pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas, yang bisa diuraikan dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur, mengapa   demikian. Jika sasaran pelatihan itu tidak jelas maka tidak akan diketahui efektifitas dari pelatihan itu sendiri.
2.     Tugas pelatih adalah mengajarkan bahan-bahan latihan dengan metode tertentu sehingga peserta akan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan perusahaan.
3.     Bahan pelatihan yang sesuai dan jelas, disusun berdasarkan sasaran pelatihan
4.     Setelah bahan pelatihan ditentukan, maka berikutnya menyusun metode pelatihan yang tepat. Apabila metode pelatihan tidak tepat maka sasaran pelatihan juga tidak akan dicapai.
5.     Peserta adalah komponen yang cukup penting dalam pelaksanaan pelatihan, sebab berhasilnya suatu program tergantung pada pesertanya.

Sasaran Pelatihan yang Efektif
Pelatihan yang efektif dan efisien diadakan dengan beberapa sasaran yang ingin dicapai yaitu :
1.     Pekerjaan diharapkan dapat lebih cepat dan lebih baik.
2.     Penggunaan bahan lebih hemat.
3.     Penggunaan peralatan dan mesin-mesin diharapkan lebih tahan lama.
4.     Angka kecelakaan diharapkan lebih kecil
5.     Biaya produksi diharapkan lebih rendah
6.     Kelangsungan perusahaan diharapkan lebih terjamin.

Beberapa Keuntungan dan Kerugian Pelatihan
Pekerjaan apapun tidak terlepas dari risiko. Besar kecilnya tergantung dari pekerjaan apa yang dilakukan. Demikian juga pelatihan mempunyai segi keuntungan dan kerugian. Moekijat (1994 : 22) mengemukakan beberapa keuntungan dan kerugian pelatihan :
“Keuntungan – keuntungan Pelatihan, yaitu :
- Menambah semangat pegawai.
- Membantu pelaksanaan pekerjaan menjadi efisien.
- Menjamin kelangsungan para calon untuk menduduki jabatan yang lebih
tinggi.
-  Menambah efisiensi perusahaan.
- Lebih sedikit pengawasan yang dilakukan.
- Mengakibatkan perpindahan pegawai menjadi sedikit atau berkurang.
Kerugian-kerugian Pelatihan, yaitu :
-          Pekerjaan ditinggalkan karena megikuti pelatihan.
-          Apabila instruksi kurang baik maka mungkin hasil pelatihan akan menjadi
      rendah.
-          Kesulitan mencari pengajar yang cakap.
-          Mereka yang telah melaksanakan pelatihan dengan baik mungkin merasa kecewa bila tidak dinaikkan pangkat/kedudukannya.”

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pentingnya Pelatihan
As’ad (1980 : 65) mengemukakan bahwa :
“Faktor-faktor yang mempengaruhi pentingnya pelatihan adalah sebagai berikut :
1.     Perubahan produksi
Permintaan akan suatu barang bisa naik bisa turun yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan jumlah penduduk, perubahan selera.
2.     Perubahan teknologi
Perubahan teknologi menyebabkan  proses pembuatan barang-barang dengan mudah akan out of date atau kurang efisien. Sehingga perusahaan terdorong untuk mengganti atau menambah peralatan baru.
3.     Perubahan karyawan
Karyawan baru, mereka sebelum dapat melaksanakan tugas, umumnya harus dilatih agar dapat menyesuaikan diri dalam perusahaan.
Karyawan lama, karena berbagai hal harus mengikuti latihan, misanya : harus menghadapi peralatan baru ataupun kemungkinan dimutasi/dipromosikan ke jabatan lain.”

Anwar Prabu (2003 : 52) mengemukakan bahwa Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan adalah :
1.     Perbedaan individu pegawai
2.     Hubungan dengan analisis jabatan
3.     Motivasi
4.     Partisipasi aktif
5.     seleksi peserta
6.     seleksi instruktur
7.     metode pelatihan dan pengembangan”

1 komentar:

  1. Terimakasih atas ilmunya gan. Artikel yang sangat bagus dan sangat bermanfaat untuk menambah wawasan saya tentang ilmu pelatihan.
    semoga sukses. :)

    BalasHapus