Pelatihan
merupakan sub bagian dari manajemen sumber daya manusia yang mempunyai
pengertian berbeda-beda, seperti halnya pengertian dari manajemen itu sendiri.
Semito (1996 : 66) mengemukakan
bahwa Pelatihan atau training adalah
suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan yang bersangkutan.”
suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan yang bersangkutan.”
Sedangkan menurut Sikula yang dikutip oleh Mangkunegara (2003 : 50) mengatakan bahwa Pelatihan adalah suatu
proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan
terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan
teknis dalam tujuan yang terbatas.”
Pengertian
pelatihan teknis operasional ternyata mempunyai maksud yang sama dan dapat
diuraikan sebagai berikut :
- Pengetahuan / keterampilan karyawan merupakan faktor
utama dalam usaha untuk mencapai kesuksesan bagi tujuan perusahaan. Pencapaian tujuan organisasi ini dapat dilakukan dengan
mengadakan pelatihan secara terencana dan terus-menerus.
- Pendidikan adalah suatu proses perkembangan
manusia itu sendiri dan mendorong untuk mengembangkan kemampuan dasar yang
ada pada dirinya.
- Pelatihan adalah pembinaan kecakapan, kemahiran dan
ketangkasan dalam melaksanakan tugas.
Tujuan Pelatihan
Tujuan suatu
pelatihan berhubungan erat dengan jenis pelatihan. Tujuan pelatihan seorang
manajer berbeda dengan tujuan pelatihan manajer bawahan, demikian pula tujuan
pelatihan seorang manajer tidak sama dengan seorang staf. Akan tetapi pada
hakekatnya tujuan dari berbagai pelatihan adalah sama. Berikut dikemukakan
beberapa pendapat yaitu :
Wursanto (1985 : 133) mengemukakan
bahwa Tujuan utama pelatihan adalah
supaya masing-masing pengikut pelatihan dapat melakukan pekerjaannya kelak
lebih efisien. Tujuan lain dari pelatihan atau training adalah untuk
menstabilisasi pegawai terhadap kondisi pekerjaan yang dihadapi, sedangkan
kondisi yang dimaksud adalah :
-
Untuk menutupi gap antara kecakapan atau kemampuan
karyawan dengan permintaan jabatan.
-
Untuk mencapai dan meningkatkan efisiensi karyawan
dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.”
Dari uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pelatihan yaitu :
1. Bagi
personil (pegawai)
- Dapat
mengembangkan keahlian, pengetahuan, dan sikap yang dimiliki.
- Dengan
kemampuan yang dimiliki, dapat digunakan untuk keperluan persyaratan kenaikan
pangkat.
2. Bagi
Perusahaan
- Dapat
meningkatkan hasil-hasil yang diharapkan perusahaan yang bersangkutan.
- Kemungkinan
perusahaan untuk lebih cepat melakukan perluasan (ekspansi).
- Keuntungan
yang dicapai akan lebih maksimal.
Sedangkan menurut
Mangkunegara (2003 : 52) Bahwa tujuan
pelatihan dan pengembangan antara lain :
1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi
2. Meningkatkan produktivitas kerja
3. Meningkatkan kualitas kerja
4. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber
daya manusia
5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu
berprestasi secara maksimal
7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
8. Menghindarkan keusangan (obsolescence)
9. Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai”
Prinsip-Prinsip
Pelatihan
Pelaksanaan
pelatihan hendaknya diawali dengan mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya
yang menjadi prinsip dari pelatihan itu sendiri
Manullang
(2004 : 86) mengemukakan
bahwa prinsip-prinsip pelatihan, yaitu :
1. Individual Difference
Perencanaan dan pelaksanaan suatu pelatihan harus tetap mengingat adanya
perbedaan perseorangan pengikut training baik dalam latar
belakang pendidikan, pengalaman maupun keinginan. Sehingga pelatihan tersebut
memberikan hasil yang memuaskan.
2. Relation to Job analysis
Job specification untuk suatu jabatan tertentu biasanya
menjelaskan pendidikan yang harus dimiliki calon pekerja untuk dapat
melaksanakan tugas itu dengan berhasil. Oleh karena itu bahan yang
diajarkan dalam pendidikan harus berhubungan dengan apa yang dinyatakan dalam job
specification.
3. Motivation
Orang akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas tertentu bila ada
daya perangsangnya. Kenaikan upah atau kenaikan kedudukan adalah beberapa daya
perangsang yang dapat digunakan untuk merangsang para pengikut pelatihan.
4.Active Participation.
Para pengikut pelatihan harus aktif ambil bagian dalam pembicaraan. Oleh
karena itu pelatihan harus juga dapat memberikan kesempatan untuk bertukar
pikiran dengan pelatih. Dengan demikian pengikut pelatihan turut aktif selama
pelatihan berlangsung.
5.Selection of Trains
Seleksi atau
pemilihan calon pengikut pelatihan perlu dilakukan untuk menjaga agar perbedaan
tidak terlalu besar. Pelatihan sebaiknya diberikan kepada mereka
yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti pelatihan dengan
berhasil. Adanya seleksi juga merupakan perangsang.
6.Selection of Trainer
Tidak semua orang dapat menjadi pengajar yang baik. Jabatan pengajar
perlu suatu kualifikasi tersendiri, oleh karenanya orang menganggap pula bahwa
salah satu asas penting dari pelatihan adalah tersedianya tenaga pelatih yang
berminat dan mempunyai kesanggupan untuk mengajar.
7.Trainer Training
Para pelatih dalam suatu pelatihan harus sudah mendapat pendidikan secara
khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Karena itu tidak semua orang yang
menguasai dalam suatu bidang tertentu dapat mengajarkan kepandaiannya kepada
orang lain.
8.Training method
Metode pelatihan harus cocok dengan pelatihan yang diberikan. Misalnya
metode memberikan kuliah tidak tepat untuk para mandor. Karenanya dalam program
pelatihan harus pula diperhatikan metode pendidikan yang bagaimana yang harus
dianut dalam memberikan pelatihan.
9.Principles of Learning
Orang akan lebih mudah menangkap pelajaran apabila didukung oleh pedoman
tentang cara-cara belajar dengan cara efektif bagi para karyawan.
Prinsip-prinsip ini adalah bahwa program bersifat partisipatif, relevan serta
memberikan umpan balik mengenai kemajuan para peserta pelatihan.”
Menurut Mc Gehee yang dikutip oleh Mangkunegara (2003 : 51) Merumuskan prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan
pengembangan sebagai berikut:
1. Materi harus diberikan secara sistematis dan
berdasarkan tahapan-tahapan.
2. Tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai.
3. penatar harus mampu memotivasi dan
menyebarkan respon yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran.
4. Adanya penguat (reinforcement) guna
membangkitkan respon yang positif dari peserta.
5. Menggunakan konsep pembentukan (shaping)
perilaku.”
Prinsip-prinsip umum pelaksanaan pelatihan yang efektif menurut Semito (1996 : 115)
mengatakan bahwa pelatihan perlu memperhatikan
prinsip-prinsip antara lain :
-
Sasaran pelatihan
-
Latihan
-
Bahan-bahan latihan
-
Metode-metode latihan
-
Peserta
Uraian di atas
dapat menjelaskan beberapa prinsip pelatihan yang efektif, yaitu :
1. Pelaksanaan pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas,
yang bisa diuraikan dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur,
mengapa demikian. Jika sasaran pelatihan itu tidak jelas maka tidak akan
diketahui efektifitas dari pelatihan itu sendiri.
2. Tugas
pelatih adalah mengajarkan bahan-bahan latihan dengan metode tertentu sehingga
peserta akan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan perusahaan.
3. Bahan
pelatihan yang sesuai dan jelas, disusun berdasarkan sasaran pelatihan
4. Setelah
bahan pelatihan ditentukan, maka berikutnya menyusun metode pelatihan yang
tepat. Apabila metode pelatihan tidak tepat maka sasaran pelatihan juga tidak
akan dicapai.
5. Peserta
adalah komponen yang cukup penting dalam pelaksanaan pelatihan, sebab
berhasilnya suatu program tergantung pada pesertanya.
Sasaran Pelatihan
yang Efektif
Pelatihan yang
efektif dan efisien diadakan dengan beberapa sasaran yang ingin dicapai yaitu :
1. Pekerjaan
diharapkan dapat lebih cepat dan lebih baik.
2. Penggunaan
bahan lebih hemat.
3. Penggunaan
peralatan dan mesin-mesin diharapkan lebih tahan lama.
4. Angka
kecelakaan diharapkan lebih kecil
5. Biaya
produksi diharapkan lebih rendah
6. Kelangsungan
perusahaan diharapkan lebih terjamin.
Beberapa Keuntungan
dan Kerugian Pelatihan
Pekerjaan apapun
tidak terlepas dari risiko. Besar
kecilnya tergantung dari pekerjaan apa yang dilakukan. Demikian juga pelatihan mempunyai segi keuntungan dan
kerugian. Moekijat (1994 : 22) mengemukakan
beberapa keuntungan dan kerugian pelatihan :
“Keuntungan – keuntungan Pelatihan, yaitu :
- Menambah semangat pegawai.
- Membantu pelaksanaan pekerjaan menjadi efisien.
- Menjamin kelangsungan para calon untuk menduduki jabatan yang lebih
tinggi.
- Menambah efisiensi perusahaan.
- Lebih sedikit pengawasan yang dilakukan.
- Mengakibatkan perpindahan pegawai menjadi sedikit
atau berkurang.
Kerugian-kerugian Pelatihan, yaitu :
-
Pekerjaan ditinggalkan karena megikuti pelatihan.
-
Apabila instruksi kurang baik maka mungkin hasil
pelatihan akan menjadi
rendah.
-
Kesulitan mencari pengajar yang cakap.
-
Mereka yang telah melaksanakan pelatihan dengan baik
mungkin merasa kecewa bila tidak dinaikkan pangkat/kedudukannya.”
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pentingnya Pelatihan
As’ad (1980 : 65) mengemukakan
bahwa :
“Faktor-faktor yang mempengaruhi pentingnya pelatihan adalah sebagai
berikut :
1. Perubahan produksi
Permintaan akan suatu barang bisa naik bisa turun yang disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti kenaikan jumlah penduduk, perubahan selera.
2. Perubahan teknologi
Perubahan teknologi menyebabkan proses pembuatan barang-barang
dengan mudah akan out of date atau kurang efisien. Sehingga perusahaan
terdorong untuk mengganti atau menambah peralatan baru.
3. Perubahan karyawan
Karyawan baru, mereka sebelum dapat melaksanakan tugas, umumnya harus
dilatih agar dapat menyesuaikan diri dalam perusahaan.
Karyawan lama, karena berbagai hal harus mengikuti latihan, misanya :
harus menghadapi peralatan baru ataupun kemungkinan dimutasi/dipromosikan ke
jabatan lain.”
Anwar Prabu (2003 : 52) mengemukakan
bahwa Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan adalah :
1. Perbedaan individu pegawai
2. Hubungan dengan analisis jabatan
3. Motivasi
4. Partisipasi aktif
5. seleksi peserta
6. seleksi instruktur
7. metode pelatihan dan pengembangan”
Terimakasih atas ilmunya gan. Artikel yang sangat bagus dan sangat bermanfaat untuk menambah wawasan saya tentang ilmu pelatihan.
BalasHapussemoga sukses. :)