Pengertian
Kompensasi -
Menurut Malayu S.P. Hasibuan Kompensasi diartikan ”sebagai
semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan”.Kompensasi berbentuk
uang, artinya gaji dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang
bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang, artinya gaji dibayar dengan barang.
Misalnya gaji dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan. Di Jawa Barat penunai
padi upahnya 10% dari hasil padi yang ditunai.
Kompensasi
merupakan istilah
yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial (financial reward) yang
diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah
organisasi. Pada umumnya bentuk kompensasi berupa finansial karena pengeluaran
moneter yang dilakukan oleh organisasi. Kompensasi bisa langsung diberikan
kepada karyawan, ataupun tidak langsung, dimana karyawan menerima kompensasi
dalam bentuk-bentuk non moneter. Beberapa terminologi dalam kompensasi :
- Upah/gaji.
Upah (wages) biasanya berhubungan dengan tarif gaji perjam (semakin lama
kerjanya, semakin besar bayarannya). Upah merupakan basis bayaran yang
kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Sedangkan
gaji (salary) umumnya berlaku untuk tarif mingguan, bulanan atau tahunan.
- Insentif,
(incentive) merupakan tambahan-tambahan gaji diatas atau diluar gaji atau
upah yang diberikan oleh organisasi. Program-program insentif disesuaikan
dengan memberikan bayaran tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan,
keuntungan-keuntungan atau upaya-upaya pemangkasan biaya
- Tunjangan
(Benefit). Contoh-contoh tunjangan seperti asuransi kesehatan, asuransi
jiwa, liburan-liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun dan
tunjangan-tunjangan lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian.
- Fasilitas
(Facility) adalah kenikmatan/fasilitas seperti mobil perusahaan,
keanggotaan klub, tempat parkir khusus.
Komponen-komponen
dari keseluruhan program gaji secara umum dikelompokkan kedalam kompensasi
finansial dan non finansial. Kompensasi finansial ada yang diberikan secara
langsung dan secara tidak langsung.
Kompensasi
finansial, berupa
- Kompensasi
finansial secara langsung berupa; bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran
prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan dan
opsi saham) dan bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas pembelian
saham)
- Kompensasi
finansial tidak langsung berupa; program-program proteksi (asuransi
kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga kerja), bayaran diluar
jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan cuti hamil) dan
fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan tempat parkir.
Kompensasi non financial, berupa
- Pekerjaan
(tugas-tugas yang menarik,tantangan,tanggung jawab, pengakuan dan
rasa pencapaian).
- Lingkungan
kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang kompoten, kerabat
yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).
Tujuan
Pemberian Kompensasi.
Menurut
Notoatmodjo, tujuan dari kebijakan pemberian kompensasi meliputi :7)
- Menghargai
prestasi karyawan
- Menjamin
keadilan gaji karyawan
- Mempertahankan
karyawan atau mengurangi turnover karyawan
- Memperoleh
karyawan yang bermutu
- Pengendalian
biaya
- Memenuhi
peraturan-peraturan.
Fungsi Kompensasi
Kompensasi
memiliki sejumlah fungsi. Pertama, fungsi motivasi. Imbalan diberikan kepada
pegawai agar memotivasi kinerjanya dan mendorong kesetiaan dan rasa memiliki
(Luthans, 2008: 93).
Kedua,
fungsi pengawasan. Semua imbalan memiliki potensi untuk mengontrol. Imbalan
mengontrol perilaku ketika ditujukan pada individu yang menyelesaikan tugas
tertentu atau bekerja di tingkat tertentu. Ketika orang melihat imbalan sebagai
mengontrol perilakunya (yakin bertindak dengan cara untuk memeroleh imbalan),
orang tersebut menganggap tindakannya berasal dari faktor-faktor di luar
dirinya (imbalan) dan yang bersangkutan kehilangan rasa penentuan diri. Ketika
kemungkinan imbalan tidak lagi berlaku, tidak ada yang mendorong dirinya untuk
menggarap aktivitas, jadi kepentingannya akan berkurang (Schunk, Pintrich,
& Meece, 2008: 261).
Ketiga,
fungsi informasi. Imbalan juga menyampaikan informasi tentang keahlian atau
kemampuan seseorang ketika dihubungkan dengan kinerja atau kemajuan, seperti
ketika pimpinan memuji pegawai untuk mempelajari keahlian baru atau memeroleh
pengetahuan baru, pengawas memberi pegawai kenaikan upah untuk bekerja di atas
standar, dan orangtua membelikan anaknya mainan untuk membuat ruangan tetap
bersih. Ketika orang memeroleh informasi kerja dari imbalan, orang tersebut
merasakan efikasi dan mengalami penentuan diri. Motivasi intrinsik diperkuat
bahkan ketika kemungkinan imbalan terhapus karena orang menempatkan wadah
kausalitas perilaku dalam dirinya (keinginan untuk belajar) (Schunk, Pintrich,
& Meece, 2008: 261).
Fungsi-fungsi
itu berlangsung untuk mencapai tujuan kompensasi yang menurut Moorhead &
Griffin adalah: menarik, memertahankan dan memotivasi pegawai yang berkualitas
(McKenna, 2006: 608). Selain itu, tujuan kompensasi adalah menciptakan sistem
imbalan yang sesuai bagi pegawai dan majikan. Hasil yang diinginkan adalah
seorang pegawai yang terikat pada pekerjaannya dan termotivasi untuk melakukan
pekerjaan yang baik bagi pegawai (Ivancevich, 2007: 295). Dengan kata lain,
sasaran utama program imbalan adalah menarik orang-orang berkualitas untuk
memasuki organisasi, menjaga pegawai agar tetap bekerja, dan mendorong pegawai
untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi.
Kriteria
Keberhasilan Sistim Kompensasi.
Menurut
Irianto, Jusuf dalam mengukur keberhasilan implementasi sistim kompensasi,
terdapat satu pertanyaan esensial yang harus dijawab, yaitu :8)
“Apa yang seharusnya dapat dicapai organisasi dengan menerapkan sebuah sistim kompensasi tertentu?”
“Apa yang seharusnya dapat dicapai organisasi dengan menerapkan sebuah sistim kompensasi tertentu?”
Pertanyaan tersebut mendasari organisasi dalam menilai keberhasilan suatu sistim dengan kreteria-kreteria sebagai berikut:
- Mendukung
pencapaian tujuan-tujuan organisasi
- Sesuai
dengan dan mendukung strategi dan struktur organisasi.
- Menarik
dan dapat mempertahankan individu yang berkompeten sesuai dengan standar
keahlian yang ditetapkan
- Menetapkan
spectrum yang lebih luas atas perilaku tugas (task behavior) yang
diinginkan dari seluruh anggota organisasi.
- Merefleksikan
ekuitas (persamaan-keadilan) bagi seluruh anggota organisasi.
- Sejalan
dengan hukum atau perundang-undangan yang berlaku dalam suatu wilayah
yuridisdiksi tertentu dimana organisasi berada.
- Dapat
mencapai ke-enam kreteria tersebut dengan biaya yang proposional sesuai
dengan kondisi keuangan internal.
- Dapat
mencapai ketujuh kreteria tersebut diatas dalam kondisi dengan penggunaan
biaya yang paling efektif.
Pengaruh
Kompensasi terhadap Kinerja
Meskipun
kompensasi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kinerja, akan
tetapi diakui bahwa kompensasi merupakan salah satu faktor penentu yang dapat
mendorong kinerja karyawan. Jika karyawan merasa bahwa usahanya dihargai dan
organisasi menerapkan sistim kompensasi yang baik, maka umumnya karyawan akan
termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Kompensasi
yang diberikan kepada pegawai sangat berpengaruh pada tingkat kompensasi dan
motivasi kerja serta kinerja pegawai. Perusahaan yang menentukan tingkat upah
dengan mempertimbangkan standar kehidupan normal, akan memungkinkan pegawai
bekerja dengan penuh motivasi. Hal ini karena motivasi kerja pegawai banyak
dipengaruhi oleh terpenuhi tidaknya kebutuhan minimal kehidupan pegawai dan
keluarganya. Pegawai yang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja, biasanya akan
memiliki kinerja yang tinggi pula.
Imbalan
atau kompensasi akan memotivasi prestasi, mengurangi perputaran tenaga kerja,
mengurangi kemangkiran dan menarik pencari kerja yang berkualitas ke dalam
organisasi. Oleh karenanya imbalan dapat dipakai sebagai dorongan atau motivasi
pada suatu tingkat perilaku dan prestasi, dan dorongan pemilihan organisasi
sebagai tempat bekerja.
Sistem
kompensasi
Beberapa
sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi, sistem
kontrak/borongan.
a) Sistem
Prestasi
Upah
menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah sistem hasil. Pengupahan
dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan
prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan. Sedikit banyaknya
upah tersebut tergantung pada sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan
dalam waktu tertentu. Cara ini dapat diterapkan bila hasil kerja dapat diukur
secara kuantitatif. Cara ini dapat mendorong karyawan yang kurang produktif
menjadi lebih produktif. Cara ini akan sangat menguntungkan bagi karyawan yang
dapat bekerja cepat dan berkemampaun tinggi. Contoh kompensasi sistem hasil : per
potong, per meter, per kilo, per liter dan sebagainya.
b) Sistem
Waktu
Besarnya
kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan.
Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan
suatu pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan
cara pengupahan berdasarkan prestasi.
c) Sistem
kontrak/ borongan
Penetapan
besarnya upah dengan sistem kontrak / borongan didasarkan atas kuantitas,
kualitas dan lamanya peyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak
perjanjian. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka
dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan
yang dihasilkan tidak sesuai dengan perjanjian
baik secara kuantitas,
kualitas maupun lamanya penyelesaian pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan
untuk jenis pekerjaan yang dianggap merugikan bila dikerjakan oleh karyawan
tetap dan /atau jenis pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan
oleh karyawan tetap
berikut saya memberikan contoh skripsi yang berkaitan dengan kompensasi
Bermanfaat banget untuk knowledge saya
BalasHapus